Facebook

Rabu, 25 Oktober 2017

Sambut Hari Rempah Internasional, 800 Ha Tanaman Rempah Lampung Direhab

Rempah-rempah asal Indonesia. liputan6.com

BANDAR LAMPUNG - Setelah menjadi tuan rumah Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2017, Provinsi Lampung kembali mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Hari Rempah Internasional 2018. Lampung ditunjuk oleh Dewan Rempah Nasional karena mempunyai rempah terbaik di dunia, yakni lada hitam (Lampung black papper).

Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo memanfaatkan momentum tersebut untuk mengusulkan kepada pusat melalui Kementerian Pertanian untuk merehabilitasi 600 hektare (ha) tanaman lada hitam dan meremajakan 200 ha tanaman pala. "Di pasar rempah internasional, selain lada hitam, Lampung kini juga dikenal sebagai penghasil pala. Bahkan, di Jepang pala Lampung lebih disukai karena memiliki kandungan minyak asirinya paling tinggi," kata Gubernur Ridho, Selasa (24/10/2017).

Sejak berabad lalu, ucap dia, Lampung termasuk jalur rempah Nusantara dan pernah berjaya sebagai pusat rempah, terutama lada. Rehab dan peremajaan tersebut untuk mendukung rencana pemerintah mewujudkan kembali kejayaan rempah-rempah Indonesia di dunia internasional. "Alhamdulillah, mulai November ini kita akan rehab 800 ha tanaman lada dan pala," kata Gubernur Ridho.
Rehab tanaman lada tersebut tersebar di berbagai kecamatan di Lampung Utara, Way Kanan, dan Lampung Timur masing-masing 200 ha, sedangkan tanaman pala difokuskan di Kabupaten Tanggamus. Selain itu, intensifikasi tanaman lada seluas 100 ha di Lampung Utara, 100 ha di Way Kanan, dan 150 ha di Lampung Timur.

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Lampung Dessy Desmaniar Romas mengatakan rehabilitasi tanaman lada hitam merupakan yang terbesar. Luas tanaman lada di Lampung pada 2016 mencapai 46.054 ha dengan produksi 14.854 ton per tahun dan melibatkan 63.675 kepala keluarga petani. "Setiap petani mendapat rehabilitasi tanaman lada maksimal 2 hektare, namun rata-rata 1 ha," ujarnya.

Pengakuan dunia atas pala Lampung, lanjut Dessy, dibuktikan dengan makin tingginya permintaan. Pembibitan tanaman pala kini dapat dilakukan di Lampung Selatan, sehingga perluasan dan peremajaan cepat dilakukan. "Permintaan pala sangat tinggi, namun produksinya belum banyak. Pala yang diproduksi di Lampung lebih disukai untuk bahan kosmetik karena tinggi kandungan asirinya," kata dia.

Terkait Hari Rempah Internasional, tambah Dessy, Pemerintah Provinsi Lampung berencana terus meningkatkan luasan peremajaan dan rehabilitasi. Untuk lada, pada 2018 diusulkan rehabilitasi seluas 1.000 ha dan pala 200 ha. Sejumlah acara bakal digelar dalam menyambut momen tersebut, seperti kampanye minum susu lada gratis. "Kami akan sosialisasikan susu dicampur lada juga nikmat diminum," ujarnya.

Sumber : https://goo.gl/h5F2aL

0 komentar:

Posting Komentar