Facebook

Selasa, 21 November 2017

Ratusan Pelajar Bersih-Bersih Pulau Pahawang

250 pelajar yang berasal dari Pulau Pahawang dan Gedongtaan, Pesawaran melakukan bersih-bersih pantai Pahawang yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Pesawaran, Senin (20/11). (Zainudin)
PESAWARAN - Dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran mengajak ratusan siswa SD, SMP, dan SMK dari Gedongtatan untuk mengikuti kegiatan bersih-bersih pantai Pulau Pahawang, Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Senin (20/11/2017).

Tampak para peserta sangat antusias mengikuti acara tersebut, mereka terlihat berlomba-lomba dalam memunguti setiap sampah yang ada. Selain guru pembimbing dan staf dinas Parawisata Pesawaran, hadir juga dari PHRI dan utusan dinas Parawisata pusat.



Selain kegiatan bersih-bersih, Dinas Parawisata Pesawaran juga mengadakan lomba melukis tong sampah dan payung dengan tema Pahawang dalam pesona sejuta Warna Pulau Pahawang. Dalam lomba ini, panitia mengudang Papa jo dari Bandar Lampung dan bagi para pemenang akan mendapatkan hadiah dari Gubernur, Bupati Pesawaran dan Kadis Parawisata Pesawaran.

Kemudian, ratusan tong sampah yang telah dilukis tersebut akan diletakan di rumah warga setempat, begitu juga payung akan digantung di sepanjang jalan paving block Pulau Pahawang.

Sumber : https://goo.gl/QHdv2P

Diduga Serangan Jantung, Mantan Calon Wakil Wali Kota Meninggal Dalam Mobil

Jenazah Dian Kurnia Larrate, saat dievakuasi oleh tim Inafis Polresta Bandar Lampung, Senin (20/11/2017). (Foto:Lampost/Asrul SM)

BANDAR LAMPUNG -Dian Kurnia Larrate (61), ditemukan tak bernyawa di dalam mobil miliknya, Toyota Yaris warna hitam bernopol B 2823 IQ di Jalan Teuku Umar, Kecamatan Kedaton, dekat PTPN VII, Senin (20/11/2017) sekitar pukul 15.15 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampost.co, pria yang tinggal di Jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Penengahan, Kecamatan Tanjungkarang Pusat itu, merupakan mantan calon wakil wali kota Bandar Lampung yang berpasangan Nurdiono pada Pemilihan wali kota 2009-2014 lalu.

Berdasarkan pemeriksaan dari petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polresta Bandar Lampung yang berada di lokasi kejadian, diduga kuat PNS yang pernah berdinasi di Dinas Binarmarga Provinsi Lampung mengalami serangan jantung. Hal itu diperkuat dengan adanya obat-obatan dan rekam jejak medis yang berada di mobilnya. Hasil pemeriksaan Inafis juga tidak ditemukan adanya luka di tubuh korban oleh benda tajam dan benda tumpul.

Nampak anak Korban bernama Prima Sila datang ke lokasi kejadian untuk melihat kondisi ayahnya, namun enggan diwawancara karena masih kaget dengan kepergian ayaknya. Usai jenazah dibawah ke RS Abdul Moeloek sekitar pukul 16.30 WIB, mobil korban juga dibawa oleh anaknya.

Saksi mata di lapangan, Hernita, pegawai Honda Nusantara Surya Sakti (NSS) mengatakan mobil yang dikemudikan oleh Dian Kurnia, terpakir di sebrang kantornya sejak pukul 11.00 WIB. Memang para pegawai NSS agak mencurigai kendaraan yang terpakir sejak pagi namun tidak ada sama sekali pergerakan. Usai jam kerja selesai, barulah Hernita dan kawan-kawannya menyambangi mobil tersebut, dan melihat korban dalam kondisi tergeletak di kursi depan tak bergerak.
"Jadi dari jam 11 sudah kelihat disitu, tapi kita enggak tahu kalau meninggal, pas sudah sore baru kami cek, dan enggak bergerak, kami telepon polisi," katanya di lokasi kejadian.

Terpisah Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Komisaris Harto Agung Cahyo membenarkan kematian korban sementara  diduga akibat serangan jantung.
"Ia benar tim inafis udah kesana, enggak ada beka luka dibadannya, udah dibawa juga ke RS Abdul Moeloek," kata Harto.

Sumber : https://goo.gl/AAJUy3

KPK Sorot Aset PT KAI Lampung

(lintaskebumen.wordpress.com)

BANDAR LAMPUNG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti aset milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) Lampung. Salah satunya dengan melakukan supervisi memastikan aset PT KAI mempunyai kekuatan hukum dan tidak disalahgunakan.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan tugas institusi yang dipimpinnya tidak hanya mengungkap kasus korupsi, tetapi terdapat empat tugas lainnya, seperti koordinasi, supervisi, monitoring, dan bersaing. Kerja sama dengan PT KAI merupakan tugas supervisi guna menjaga aset negara.

"KPK masuk ke PT KAI sebagai supervisi dalam membangun peradaban. KPK akan menjaga PT KAI membangun kesejahteraan. Sebab, bangsa ini tidak bisa terbebas dari korupsi jika tidak sustainable. Untuk itu, kami patut menjaga PT KAI dan membangunnya dengan sustainable," kata Saut dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Status Batas dan Pengelolaan Aset PT KAI di Novotel, Senin (20/11/2017).

Menurut dia, pengembangan usaha kereta sangat diperlukan di era ini. Sebab, saat ini di Jakarta pun terdapat satu juta orang yang naik kereta setiap harinya. Untuk itu, harus terdapat pelayanan dan sarana prasarana yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat guna menjaga eksistensi peradaban bangsa.

"Langkah awalnya harus memastikan aset PT KAI punya kekuatan hukum dan KPK masuk untuk membangun integritas," ujar dia.

Dalam diskusi itu, KPK bersama PT KAI serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berkomitmen menjaga, mengawasi, dan menginventarisasi seluruh aset perusahaan milik negara itu. Sebab, sejumlah permasalahan kerap dihadapi dalam melaksanakan komitmen tersebut.

Kepala PT KAI Divisi Regional IV Tanjungkarang Suryawan menjelaskan sejumlah poin yang dihadapi dalam persoalan itu adalah lahan dan rumah perusahaan ditempati warga tanpa ikatan kontrak. Selain itu ada juga aset lahan PT KAI diperjualbelikan oknum warga dan banyaknya lahan yang bersertifikat hak milik atas nama warga.

"Lalu penolakan warga saat sosialisasi dan pengukuran aset, keinginan masyarakat menguasai dan memiliki lahan, serta belum adanya kesamaan persepsi antara PT KAI dan stakeholder tentang grondkaart (peta tanah) sebagai dasar kepemilikan aset," kata Suryawan.

Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN M Noor Marzuki mengungkapkan pada 2017, pihaknya mendapat tugas mendaftarkan lima juta lahan dan delapan juta bidang lahan aset milik masyarakat, pemerintah, dan tempat peribadatan pada 2018. Targetnya akhir 2025 seluruh lahan se-Indonesia terinventarisasi sehingga tidak ada lagi masalah sengketa.

"Memang itu cuma selembar sertifikat, tetapi dampaknya luar biasa. Prinsipnya mengelola aset negara sama seperti mengelola aset pribadi. Kalau aset kita tidak mau diambil orang lain, harus dijaga," ujarnya.

Sumber : https://goo.gl/U5gpUi

Petambak Udang Tradisional di Lamtim 'Naik Kelas'

Pemilik tambak, Triyono menunjukkan hasil panennya. (Dok. CPP)
SUKADANA -- Para petambak udang tradisional di Kabupaten Lampung Timur mulai ‘naik kelas’. Jika sebelumnya menjalankan budidaya udang secara tradisional, dua tahun terakhir ini mulai melakoni budidaya secara intensif. Kendala permodalan dan teknologi bisa diatasi dengan program KUR dan pendampingan dari PT CP Prima.

Seperti yang dijalankan Triyono, Kepala Desa Bandar Negeri, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kab. Lampung Timur. Petambak udang tradisional sejak tahun 2000-an ini, sudah bermitra dengan PT CP Prima selama dua siklus budidaya. Bahkan pada siklus pertama Pak Kades mendapat pinjaman dari PT CP dalam program ‘demo pon’ untuk dua kolam masing-masing berukuran 800 meter persegi.

Selain itu, ia juga menerima kredit skema KUR Ritel BNI yang bekerja sama dengan PT CP Prima untuk investasi sekitar Rp250 juta dan biaya operasional sekitar Rp150 juta. Dana itu digunakan untuk merehab dua petak tambak budidaya, masing-masing seluas 800 m2 dan membangun dua petak tandon masing-masing 200 m2.

Pada siklus kedua ini, Triyono sudah melakukan panen parsial tiga kali dan panen terakhir pada Senin (20/11). Panen parsial pertama dilakukan pada usia 46, 60, 72 dan 86 hari dengan jumla total 1.885 kg dengan penjualan Rp153 juta. Sementara pada panen terakhir pada usia 120 hari dari dua petak diperoleh udang size (ukuran) 26 dan 27 sebanyak 2 ton dan dijual dengan harga Rp96 ribu/kg.

Menurut Triyono, ia tertarik untuk ‘naik kelas’ karena melihat keberhasilan petambak lainnya yang sudah terlebih dahulu beralih membudidayakan udang vanamei (Litopenaeus vannamei) ketimbang udang windu yang selama ini dibudidayakan karena hasilnya lebih menjanjikan. Namun ia menyadari kelemahannya adalah keterbatasan modal dan belum dikuasasinya teknis budidaya vaname.

Untuk mengatasi permodalan, ia mendapat pinjaman dari PT CP Prima dalam program ‘demo pon’ untuk dua petak tambak yang harus dikembalikan selama tujuh siklus atau 4 tahun. Lalu untuk kendala teknis budidaya ia mendapat pendampingan dari PT CP Prima.

“Kalau tidak ada pendampingan, saya juga tidak berani wong pengalamannya cuma di windu, sementara vanamei belum belum pernah mencoba sama sekali,” ujar sosol yg akrab disapa Pak Haji itu dalam rilis yang diterima Lampost.co, Selasa (21/11/2017).

Dia mengakui, antara budidaya windu secara tradisional dengan vaname dengan close system jauh berbeda. Pada budidaya windu untuk kolam 20 ribu meter persegi ia tebar benur udang sebanyak 30 ribu ekor dan 10 ribu ekor bandeng. Lalu dibesarkan selama 4 bulan dengan pemberian pakan jagung, tanpa kincir lalu dipanen udang size 30 dengan SR sekitar 50 persen.

“Keuntungan bersih dari penjualan udang dan bandeng sekitar Rp 10 juta per siklus,” ujarnya.

Sementara pada udang vaname ditebar benur sebanyak 100 ekor per m2, menggunakan kincir 4 unit per petak, pemberian pakan 4-5 kali sehari. “Keuntungan dari dua petak per siklus bisa melunasi biaya investasi dan biaya operasional,” kata dia.

Karena itu, selain mendapat KUR ritel dari BNI, Tri juga mengajukan permohonan program revitalisasi tambak yang digulirkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), namun ia belum kebagian. Saat ini ayah dari tiga anak ini sudah menjalankan budidaya vanamei pada 3,5 ha dari 40 ha lahan yang dimilikinya.

Agus Furwoko dari PT CP Prima yang menghadiri panen udang di tambak Triyono menambahkan, pihaknya sengaja menggulirkan program ‘demo pon, sebagai upaya membantu petambak tradisional yang ingin ‘naik kelas’ ke budidaya sistem intensif.

“Pendanaan untuk program demo pon ini bergulir agar semakin banyak petambak yang bisa dibantu. Lalu selain mendampingi petambak dalam program demo pon, pihaknya juga diminta BNI pada semua petambak yang menerima kredit,” tuturnya.

Dari sekitar 1.200 petak tambak yang dalam budidayanya mendapat pendampingan dari PT CP Prima, dengan capaian SR 75 hingga 95 persen atau rata-rata 85 persen dan FCR 1,45 higa 1,5, bahkan ada yang bisa mencapai 1,38. “Selama petambak konsisten mempertahankan kepadatan tebar rendah yakni 80 hingga 10 ekor per m2, penyakit sepertti myo dan WSS bisa dikendalikan,” jelas Agus.

Sumber : https://goo.gl/NSY19F