Facebook

Selasa, 07 November 2017

Epiji 3 Kg di Ketapang Tembus Rp30 Ribu/Tabung

Harga gas epliji subsidi 3 kg melambung hingga Rp30 ribu di Ketapang, Lampung Selatan. (Foto:Lampost/Aan Kridolaksono)


KALIANDA (Lampost.co)--Kelangkaan elpiji 3 kg di sejumlah desa di Kecamatan Ketapang, dan Bakauheni, kabupaten Lampung Selatan berlarut-larut sejak sepekan terakhir. Akibatnya harga gas bersubsidi tersebut menjadi tidak terkendali di tingkat pengecer hingga tembus Rp30 ribu per tabung

"Katanya pasokan dari pangkalan stabil setiap pekannya. Namun, sudah sebulan ini harga gas elpiji 3 kg di warung masih tinggi, melambung menjadi Rp35.000," kata seorang ibu rumah tangga  Ratih (36) di desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Senin (6/11/2018).

Ratih menjelaskan awal Oktober lalu ia mendapatkan gas 3kg di warung di luar Desa Bangunrejo seharga Rp30 ribu per tabung.  Menurut mereka, harga naik lantaran terjadi kelangkaan.
“Kemarin mendapatkan gas subsidi di warung tidak masih dari rumah juga Rp30 ribu/tabung,” ujarnya.
Selain di Kecamatan Ketapang, harga gas elpiji di Kecamatan Bakauheni pun masih tinggi.
Seorang ibu rumah tangga di kecamatan Bakauheni Nur Halimah (30) menyebutkan harga gas elpiji 3 kilogram di pedagang eceran naik Rp10.000 dari sebelumnya Rp20.000 per tabung.

“Harga gas melon masih Rp 30ribu per tabung dan masih sulit ditemui disejumlah warung desa kami,” katanya.

Sumber : https://goo.gl/4dVVBa

Jalan di Pekon Pemerihan Diharapkan Segera Diperbaiki

Tanggul penahan jalan di Kecamatan Karyapenggawa, Pesisir Barat sudah lama terkikis arus sungai. Jalan penghubung Jalinpanbar itu diharapkan segera diperbaiki. (Foto:Dok.Kec.Karyapunggawa)

KRUI (Lampost.co)--Jalan di Pekon Pemerihan Kecamatan Bangkunatbelimbing, Pesisir Barat yang tergerus air sungai diharapkan segera diperbaiki agar tidak terhadi kerusakan lebih parah lagi dan menyebabkan jalan terputus.

Camat Lemong, Miswandi Hasan, Saat dihubungi Lampost.co, Senin (6/11/2017), mengatakan kondisi arus lalu lintas di wilayah kecamatan itu dari wilayah perbatasan dengan kecamatan Pesisir Utara hingga perbatasan dengan Provinsi Bengkulu, relatif lancar. Namun, jika jalan yang longsor tak segera diperbaiki, bisa menyebabkan longsor lebih parah lagi.
"Ada jalan tepatnya di depan Kramat Manullah Pekon Rataagung, longsor dengan lebar dan panjang sekitar 5X2 meter, dengan kedalaman sekitar 100 meter  tersebut, kalau dari arah Krui ke Bintuhan posisinya ada di kiri, meski belum sampai memakan bahu jalan, tetapi kami khawatir dengan kondisi ini, " kata Miswandi.

Pihaknya berharap PT Subanus, selaku pihak yang diberikan kewenangan untuk memelihara kondisi jalan di kecamatan Lemong dan sekitarnya, cepat tanggap dengan kondisi itu segera melakukan perehaban yang dibutuhkan. Namun demikian kata Miswandi, secara keseluruhan arus lalu lintas kendaraan di kecamatan tersebut relatif lancar.
Senada disampaikan Camat Pesisir Utara, Robinson, saat dihubungi Lampost.co, wilayah kecamatan tersebut yang juga di lintasi Jalan lintas pantai barat Pesisir Barat, kondisinya aman dan lancar, meski demikian pihaknya terus melakukan pemantauan, terlebih saat ini hujan deras masih sering terjadi di wilayah sepanjang kabupaten itu.

Sementara Camat kecamatan Karya Penggawa, Ermen Patria, mengatakan meski kondisi jalinpanbar di kecamatan itu relatif aman, namun kekhawatiran pihaknya terjadi longsor dari tebing batu.

Sumber : https://goo.gl/omDM8D

Polda Lampung Amankan 13 WNA

Kapolda Lampung Irjen Pol Suroso Hadi Siswoyo, Ketua DPRD Provinsi Lampung Dedi Afrizal, dan jajaran Forkopimda memusnahkan minuman keras palsu dalam ekspos di Mapolda Lampung, Bandar Lampung, Senin (6/11/2017). LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO

BANDAR LAMPUNG (lampost.co) -- Polda Lampung melalui Direktorat Intelkam mengamankan 13 warga negara asing (WNA) karena tidak memiliki dokumen imigrasi yang sah. Dari 13 WNA tersebut, enam di antaranya merupakan warga asal Somalia yang berusaha mencari suaka ke Australia. Mereka diamankan di Pelabuhan Bakauheni pada 7 Maret 2017.

"Jadi ada enam warga Somalia. Mereka mau cari suaka ke Australia tanpa dokumen. Saat ini mereka sudah dilimpahkan ke pihak Imigrasi Kelas III Lampung Selatan," ujar Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Suroso Hadi Siswoyo dalam acara pemusnahan ribuan botol minuman keras di Mapolda Lampung, Senin (6/11/2017).

Kapolda mengatakan lima WNA asal Tiongkok juga diamankan karena memiliki visa yang tidak sesuai dengan peruntukan yaitu visa kunjungan pada 12 Mei 2017. Kemudian pada 5 November 2017, Dirintelkam kembali mengamankan dua kru kapal tanker asal India yang digerebek di wilayah Gadingrejo, Pringsewu, bersama tiga WNI.

Kedua WNA tersebut diduga melakukan tindakan asusila terhadap WNI. "Ada lima WNA asal Tiongkok diamankan karena enggak ada visa. Lalu dari dua WNA asal India diamankan softgun dan alat isap sabu berupa bong sabu," kata dia.

Miras Dimusnahkan

Sebanyak 9.378 botol minuman keras (miras) oplosan dimusnahkan Polda Lampung, Senin (6/11/2017), di lapangan upacara Mapolda Lampung. Ribuan miras oplosan tersebut merupakan hasil sitaan Operasi Antik yang digelar Polda Lampung dari 19—31 Oktober 2017. Miras berbagai macam jenis dan merek yang berasal dari industri rumahan di Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung, tersebut dimusnahkan dengan digilas menggunakan alat berat.

Suroso mengatakan penyitaan dan pemusnahan miras tersebut sebagai langkah konkret untuk menekan peredaran miras dan mencegah tindakan kriminal di wilayah Lampung, karena sering terjadi perkara akibat mengonsumsi minuman beralkohol. "Ribuan miras tersebut disita dari tersangka Heri yang ditangkap lebih dulu. Rupanya masih dijalankan sama istrinya bernama Dian. Makanya kami ambil tindakan menyita ribuan miras tanpa cukai, alat pres cetak, dan cairan metanol juga diamankan," ujarnya.

Suroso mengatakan selama Operasi Antik digelar, jajaran Polda Lampung juga telah menyita narkoba diantaranya ganja sebanyak 93.042,57 gram dan 1 batang, sabu-sabu 498,55 gram, pil ekstasi 50 butir, dan uang sebanyak Rp8.795.000 dari 139 perkara dan 201 tersangka.

Sumber : https://goo.gl/Nc4os4

Tanggul Bendungan PLTA Semaka Jebol

Kondisi rumah warga di Pekon Sidomulyo, Kecamatan Semaka, Tanggamus, Senin (6/11/2017), yang rusak pascaditerjang air bah akibat jebolnya bendungan PLTA Semaka, Minggu (5/11/2017), sekitar pukul 20.30. lampost.co/Abu Umarali

KOTAAGUNG (lampost.co) -- Puluhan rumah serta sejumlah fasilitas umum di Pekon Sidomulyo, Kecamatan Semaka, Tanggamus terkena dampak terjangan air bendungan PLTA yang dikelola PT Posko Enginering ENC Subkontraktor PT Multy Karya Enginering. Berdasar pada rilis yang terima lampost.co pada Senin (6/11/2017), peristiwa ini terjadi pada Minggu (5/11/2017) sekira pukul 20:30, saat pihak perusahaan ingin melakukan uji turbin.

Informasi yang dihimpun Unit Intel Kodim 0424 Tanggamus, robohnya tanggul bermula ketika air memenuhi terowongan menuju bendungan turbin. Dinding penahan jalannya air (water way) ini terletak di kawasan Talang Seno, Dusun Kali Kumbang. Karena tidak mampu menahan tekanan air yang kuat, bendungan water way jebol sepanjang 30 meter.

Luapan air kemudian menyapu ke arah Dusun Kali Kumbang, Pekon Sidomulyo. Akibatnya 4 rumah milik warga dinyatakan hanyut terbawa arus, 5 rumah rusak berat, dan belasan lainnya tergenang lumpur. Selain itu, tempat ibadah di dusun setempat yakni Masjid Nurul Huda juga terkena terjangan air sehingga lantainya dipenuhi lumpur. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, kerugian ditaksir cukup besar.

Pascamusibah, personel Babinsa Koramil 424-03 Wonosobo bersama warga Pekon Sidomulyo membantu proses evakuasi dan membersihkan lumpur yang memasuki rumah warga. Aparat TNI juga membantu penyaluran bahan makanan pokok dari pihak perusahaan yang diserahkan kepada para korban. Dalam hal ini pihak perusahaan akan bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh kerugian yang dialami  warga.

Empat rumah yang dinyatakan hanyut milik Arifin (30), Agus Toni (33), Eman (35), dan Ruslan (35). Sedangkan kondisi rumah warga yang rusak berat terdiri dari milik Efendi (37), Acek (70), Zainuddin (75), Mujian (35), Agusta (30). Kemudian ruamh warga yang tergenang lumpur milik Supriatna, Karsem, Ansari, Apid, Purwanto, Jarimi, Hardi, Agus, Mustofa, Sanim, dan Zunaidi.

Sumber : https://goo.gl/WDGx8B

Bandar Lampung Kekurangan 1.112 Guru SD/SMP




BANDAR LAMPUNG (lampost.co) -- Bandar Lampung masih kekurangan 1.112 guru untuk jenjang SD dan SMP. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung Daniel Marsudi menyebut kekurangan tersebut secara perinci yaitu pengajar pada SD sebanyak 837, terdiri dari guru kelas 581 orang, Pendidikan Jasmani (134), dan Pendidikan Agama Islam (122).

Kemudian pada jenjang SMP, kekurangan tenaga pendidik mencapai 275 orang, terdiri dari guru Pendidikan Agama Islam (40), guru Agama Kristen (3), Pendidikan dan Kewarganegaraan (12), Matematika (8), Pendidikan Jasmani (34), Seni Budaya (35), Teknologi Informasi dan Komunikasi (54), Bimbingan Konseling (54), dan Guru Muatan Lokal (35).

“Data kekurangan guru yang kami sampaikan ini merupakan hasil pendataan Disdikbud pada Juni tahun ini,” ujar dia, Senin (6/11/2017).

Ia mengatakan untuk mengatasi kekurangan pengajar, pihaknya memberikan wewenang kepada pihak sekolah untuk mengangkat tenaga honorer yang sesuai dengan bidang ilmu dan berpendidikan strata satu (S-1). “Mau tidak mau kami harus mengangkat guru honorer untuk memenuhi itu semua. namun, dalam mencari guru honorer harus mempunyai syarat, seperti pendidikannya S-1 yang sesuai dengan pelajaran yang akan diajarkan,” kata dia.

Sumber : https://goo.gl/mzpmFq