Facebook

Jumat, 29 September 2017

Dihadiri 16 Anggota, Rapat Paripurna di Mesuji Batal Digelar

Agenda Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mesuji tak kuorum, hingga batal digelar. (Ilustrasi/Lampost)

MESUJI (Lampost.co)--Tanpa alasan yang jelas, agenda Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mesuji tak Kuorum.

Paripurna dengan agenda Pandangan Umum Fraksi tentang RAPBD perubahan itu hanya dihadiri 16 Anggota  dari 35 jumlah seluruhnya Anggota DPRD Mesuji.

Anggota DPRD mesuji Fraksi dari Partai NasDem, Mustowi, menyesalkan gagalnya paripurna kali ini.

"Saya sangat menyesalkan atas situasi ini. Saya berharap dalam paripurna mendatang teman -teman DPRD punya kesadaran untuk kepentingan bersama. Karena jika pengesahan APBD terlambat maka akan berdampak kepada progres pemerintah daerah juga," kata Mustowi lewat telepon, Kamis (28/9/2017).

Sebenarnya, lanjut dia, paripurna sempat memenuhi syarat karena berdasarkan absen sudah Kuorum yakni 18 anggota dari 35. Namun, saat pelaksanaan, hanya ada 16 anggota saja yang hadir.

"Karena, untuk paripurna dengan agenda pandangan umum, dan tidak mengambil keputusan, 50 % plus 1, sudah memenuhi syarat. Kami sempat menunggu hingga 20 menit, namun tidak kuorum juga. Jika tidak salah, ini adalah kali ketiga ditahun ini gagalnya paripurna," lanjut dia.

Dengan molornya paripurna kali ini, rapat paripurna dengan agenda yang sama baru dapat digelar setelah dilaksanakan Penyusunan jadwal kegiatan Badan Musyawarah (Banmus) untuk menjadwalkan ulang.

Menanggapi itu, Bupati Mesuji Khamami mengaku kecewa dengan tertundanya paripurna. "K
kami pihak eksekutif sangat menyesalkan, dan berharap teman-teman di DPRD bisa berjalan seirama agar progres yang ada tidak terganggu. Jika ada yang tidak satu suara, itu dapat diselesaikan sesuai aturan yang berlaku," jelas Khamami lewat telepon.

Sumber : https://goo.gl/uaVe4A

Korban Dugaan Salah Tangkap Minta Polisi Diperiksa

Tiga warga yang menjadi korban salah tangkap tin satnarkoba Polda Lampung saat mendatangi kantor Lampung Post, Kamis (28/9/2017). (Foto:Lampost/Hendrivan)

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co)--Tiga warga yang diduga korban salah tangkap tim Reserse Narkoba Polda Lampung meminta keadilan. Mereka meminta polisi yang menangkap mereka untuk diperiksa.

Ketiga warga itu Enron Effendi (31), warga Pringsewu; Suwandi, Warga Sukarame, Bandar Lampung, dan Nopenlie, warga Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, mendatangi ke kantor Redaksi Lampung Post, Kamis (28/9/2017).

Menurut Enron, pada Sabtu (9/9), mereka dicegat oleh tiga mobil di flyover Gajahmada, Bandar Lampung. Tiba-tiba, mereka mengeluarkan senjata dan meminta yang ada di dalam mobil untuk keluar.
"Kami mengira mereka itu perampok. Kaca mobil kami digedor dan penyok. Menurut mereka, kami itu bandar narkoba," kata Enron.

Polisi itu lalu membawa mereka ke kantor Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung. "Setelah mobil diperiksa ternyata tidak ada narkoba. Karena kami memang bukan pemakai apalagi bandar. Urine kami juga dites. Tapi semuanya negatif," ujar Enfon diamini dua rekannya.

Menurutnya, polisi yang memimpin penangkapan itu adalah AKP Muslik atas perintah Kasubdit III AKBP Ahmad Zulfikar. Dia berharap, polisi yang menangkap mereka diusut tuntas, sebab tidak bekerja secara profesional. "Kami minta Kapolda menindak tegas mereka. Tindakan ngawur itu sudah merugikan kami sebagai warga negara," tegasnya.

Karena merasa dirugikan, mereka juga sudah berkoordinasi dengan Paminal Mabes Polri untuk mengadukan kasus itu. "Kami berharap tidak ada lagi kasus seperti ini. Kasihan masyarakat biasa. Mereka telah mencoreng institusi Polri yang seharusnya bekera profesional dan humanis," kata dia.

Sementara Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung, Kombes Abrar Tuntalanai, menerima informasi tersebut, dan akan segera mengkroscek informasi, baik kronologis kejadian dan dugaan tindakan yang dilakukan oleh petugas.
"Saya terima dulu, nanti saya coba kroscek, saya coba tanyakan ke petugas yang bersangkutan," ujarnya kepada Lampost.co, Kamis (28/9/2017).
Menurutnya, ia belum mendapat informasi yang terjadi pada tanggal (9/9), karena saat itu ia sedang Ibadah Haji dan pulang ke Lampung pada tanggal (14/9).
"Karena waktu itu saya di Mekah, jadi belum ada laporan kronologisnya, nanti kita kroscek mereka (pelapor red) merasa enggK terkma seperti apa, sehingg bisa dijelaskan nanti apakah kejadian atau prosedur petugas menyalahi koridor, nanti kalau memang diduga menyimpang silahkan lapor ke propam atau bidang terkair silahkan, tapi saya utamakan kroscek terlebih dahulu," katanya.

Sementara Kasubdit III Ditresnarkob Ahmad Zulfikar belum bisa dihubungi, ponselnya dalam keadaan tidak aktif.

Sumber : https://goo.gl/8J1S7y

Hari Kopi Internasional Menjadi Promosi Fine Robusta

Lampung menjadi tuan rumah peringatan Hari Kopi Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 1 Oktober. Dok. Lampung Post

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Kopi jenis fine robusta adalah produk kopi unggulan Lampung karena lebih disukai penikmat kopi di berbagai kafe. Untuk itu, Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menjadikan Hari Kopi Internasional (International Coffee Day) sebagai ajang promosi kopi fine robusta, kopi spesial khas Lampung.

"Fine robusta dihasilkan dari budi daya kopi petik merah yang harganya dua kali lipat dari kopi asalan. Kopi ini lebih disukai pemilik kafe dan menjadi favorit peminum kopi. Ini sejalan dengan misi Pemprov Lampung meningkatkan nilai tambah dan penghasilan petani kopi," kata Gubernur Ridho di Bandar Lampung, Kamis (28/9/2017).

Promosi fine robusta, kata Gubernur, sejalan dengan tema Hari Kopi Internasional yang dipusatkan di Lampung, yakni Kopi untuk kesejahteraan rakyat. Kopi ini lebih bagus dari grade satu dan dihasilkan para petani di sentra kopi Sumberjaya, Way Tenong, dan Airhitam, Kabupaten Lampung Barat. Selain itu, dari Ulubelu, Tanggamus.

"Semua kopi yang tampil di Hari Kopi Internasional merupakan produk terbaik. Seluruh peserta komitmen menampilkan produk kopi unggulan. Saya mengajak masyarakat hadir menikmati fine robusta ini," kata Gubernur Ridho, seperti dalam rilis yang diterima Lampost.co, kemarin.
Peringatan Hari Kopi Internasional, ucap Ridho, merupakan rangkaian promosi kopi sebagai komoditas unggulan perkebunan Lampung. Selain itu, juga digelar talkshow dengan menghadirkan empat pembicara dari Bank Indonesia, eksportir kopi PT Armjaro/Indocafco, MIG Kopi Bajawa, dan perwakilan petani kopi, di Hotel Novotel, Minggu (1/10/2017).

Sebelum event ini, Pemprov Lampung menggelar tiga festival kopi, yakni Lampung Coffee Festival (Lacofest) dengan target meningkatkan branding kopi Lampung pada 7—8 Desember 2016. Kemudian, Coffee Bussiness Meeting 2—3 Agustus 2017. Untuk diketahui, Lampung memiliki 160.876 ha lahan kopi dengan produksi 110.122 ton per tahun. Produktivitasnya mencapai 790 kg/ha.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Lampung Dessy Desmaniar Romas, ajang itu juga dijadikan wahana berbagai ilmu sesama petani kopi, terutama meningkatkan produksi fine robusta. Salah satunya dalam bentuk kunjungan lapangan dalam acara Tour the Coffee Knowledge ke kebun kopi PT Nestle, Tanggamus, pada Sabtu (30/9/2017).

Sumber : https://goo.gl/PCA1qa

Rabu, 27 September 2017

Gubernur Lampung Dorong Peternak Ikut Asuransi Ternak

Asuransi ternak sapi. www.sapibagus.com
BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mendorong peternak sapi mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Hingga Agustus 2017, AUTS menjamin 3.806 ekor sapi dari kematian dan kehilangan di seluruh Lampung.

"Sebagai salah satu lumbung ternak nasional, Pemprov Lampung ingin ada jaminan keberlanjutan usaha ternak dari risiko mati dan hilang. Oleh karena itu, saya mendorong agar peternak ikut program ini untuk memberikan rasa aman bagi peternak jika sapi mati, hilang, dan kecelakaan," kata Gubernur Ridho dalam rilis yang diterima Lampost.co, Selasa (26/9/2017).

Menurut data Dinas Peternakan dan Perkebunan Lampung, populasi ternak sapi pada 2017 mencapai 685.802 ekor dan diprediksi pada 2018 naik menjadi 702.947 ekor. Jumlah itu menempatkan Lampung sebagai penghasil ternak sapi urutan keenam nasional atau terbesar di luar Pulau Jawa.
"Kita terus berupaya meningkatkan populasi ternak sebagai upaya mendukung swasembada daging sapi yang dicanangkan Pemerintah Pusat untuk mengurangi impor sapi. Namun, harus diikuti perlindungan agar peternak terhindar dari risiko kerugian. Jika merugi, tentu peternak sulit melanjutkan usahanya," kata Gubernur.

Besarnya jumlah ternak itu, kata Gubernur, memerlukan perlindungan agar peternak tetap bisa melanjutkan usahanya jika terjadi musibah kematian, kecelakaan, dan kehilangan. Tahun ini, Pemprov Lampung menargetkan 5.000 sapi dapat perlindungan. Jika target itu tercapai, pada 2018 ditargetkan 5.000 sapi diasuransikan.

Pada tahun pertama, peternak masih mendapat subsidi premi 80% sehingga dari total premi Rp200 ribu per ekor, peternak cukup membayar Rp40 ribu. Jika ternak sapi mati atau hilang, PT Asuransi Jasindo mengganti kerugian peternak bisa mencapai Rp10 juta.

"Ada empat risiko yang ditanggung yakni mati karena penyakit, mati karena beranak, mati kecelakaan, dan kecurian. Dasar penghitungan kerugian berdasarkan harga pasaran sapi yang berlaku di Lampung. Jadi, tidak sama nilai kerugiannya dengan provinsi lain," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Dessy Desmaniar Romas.

Program ini, lanjut dia, diikuti peternak di 15 kabupaten dan kota. Sembilan kabupaten/kota bahkan melampaui target 100%. Kesembilan kabupaten/kota yang melampau target itu yakni Mesuji mencapai 186, Pringsewu (231), Way Kanan (354), Lampung Selatan (1.023), Tulangbawang (283), Lampung Barat (258), Metro (54), Pesisir Barat (121), dan Bandar Lampung (64).

Kabupaten yang belum mencapai target yakni Lampung Utara sebanyak 138 ekor, Lampung Timur (519), Pesawaran (185), Tanggamus (159), dan Lampung Tengah 231 ekor dari target 1.268. Dengan demikian, dari target 5.000 ekor realisasinya 3.806 atau 76,12%.

"Sapi yang diasuransikan ini jantan dan betina berusia enam hingga delapan bulan untuk sapi potong, sedangkan sapi perah berusia satu hingga delapan tahun. Saat diasuransikan, sapi dalam kondisi sehat," kata Dessy Romas.

Sumber : https://goo.gl/de9jrn

Hujan Semalaman, Jalan Desa Banyak yang Banjir

Kondisi jalan di Desa Bumiasri, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, yang digenangi air, Rabu (27/9/2017) pagi. (Foto: Lampost/Armansyah)

KALIANDA (lampost.co) -- Hujan yang mengguyur sejak Selasa (26/9) malam hingga Rabu (27/9) pagi, mengakibatkan sejumlah jalan desa di Kecamatan Palas, Lampung Selatan, terendam air hingga banjir. Akibatnya, akses transportasi darat terganggu. Berdasarkan informasi yang dihimpun lampost.co, akses jalan desa yang terendam banjir terjadi dibeberapa desa, seperti Desa Tanjungjaya, Bumiasri dan Kalirejo, Kecamatan Palas. Kemudian Desa Sukatani, Kecamatan Kalianda.


Kondisi Jalan Desa Tanjungjaya, Kecamatan Palas, Lamsel, yang digenangi banjir, Rabu (27/9) pagi. Lampung Post/Dok Warga

Menurut Dewi (25) salah satu perangkat Desa Tanjungjaya mengatakan, akibat hujan semalaman akses transportasi di desanya terhambat akibat jalan desa setempat digenangi air. Setidaknya pengguna jalan seperti pegawai dan pelajar harus menunda perjalanan mereka. "Semalaman hujan lebat mengakibatkan jalan desa kami ikut terendam. Jelas, akses transportasi para pengguna jalan, baik pegawai dan pelajar terhambat," kata dia saat dihubungi, Rabu (27/9/2017).


Kondisi Jalan Desa Kalirejo Kecamatan Palas, Lamsel, yang digenangi banjir, Rabu (27/9) pagi. Lampung Post/Armansyah

Hal senada diungkapkan, Suhen (35) warga Desa Kalirejo, Kecamatan Palas. Dia mengatakan hujan yang mengguyur sejak tadi malam mengakibatkan tanaman padi siap panen terendam. Bahkan, banjir juga merendam jalan desa setempat. "Sawah kami seperempat yang siap panen terendam banjir. Lihat saja sekarang sampai menggenangi jalan desa," kata dia.

Selain itu, banjir juga merendam jalan desa di daerah Desa Sukatani, Kecamatan Kalianda. Sejumlah pengguna jalan yang melintas terpaksa kendaraannya mogok akibat menerabas banjir tersebut. "Hujan semalam sampe pagi ini ada dua titik yang tergenang air, didekat pasar dan dekat sawah ketinggian air sampai dengkul. Lokasi genangan banjir di Desa Sukatani, di pasar, dekat proyek tol yang banjir, motor pada mogok. Jalan juga licin disepanjang yang dilalui proyek," kata Rohiman (35), pengguna jalan.

Sumber : https://goo.gl/HD4EqM

Senin, 25 September 2017

Camat Sragi Bersama Warga Gotong Royong Timbun Jalan

Camat Sragi, Lamsel, Bibit Purwanto bersama masyarakat bergotong royong menimbun jalan penghibung Desa Margasari-Mandalasari, Kecamatan setempat, Minggu (24/9/2017). Lampung Post/Armansyah

KALIANDA (Lampost.co) -- Camat Sragi, Lampung Selatan, Bibit Purwanto bersama masyarakat Desa Margasari dan Mandalasari, kecamatan setempat bergotong royong menimbun jalan penghubung kedua desa tersebut, Minggu (24/9/2017). Jalan desa itu ditimbun lantaran kondisinya rusak parah.

Bibit Purwanto mengatakan dirinya bersama masyarakat sengaja bergotong royong menimbun jalan penghubung kedua desa tersebut karena prihatin kondisinya rusak parah. Jalan itu sangat sulit dilalui kendaraan roda empat. "Jalan itu sudah lama rusak parah. Penyebab kerusakan jalan itu karena badan jalan masih labil. Soalnya, kiri dan kanan jalan tersebut lahan persawahan. Untuk itu, kami berinisiatif menimbun jalan itu dengan tanah dan bebatuan," kata dia, Mingg (24/9/2017).

Menurut Bibit, jalan tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat Desa Margasari dalam mengangkut hasil pertanian dan aktivitas lainnya. Akibat jalan rusak parah, dipastikan aktivitas masyarakat setempat terganggu. "Kami harapkan kepada Kepala Desa Margasari bersama Mandalasari agar kiranya dapat mengajukan proposal kepada Pemkab Lamsel. Mudah-mudahan Pemkab Lamsel merespons dan dapat memperbaikinya. Soalnya, jalan itu desa kewenangan Pemkab Lamsel," kata dia.

Sementara itu, Basri (35), warga Desa Margasari mengatakan ia bersama masyarakat lainnya berharap jalan yang diperkirakan sepanjang 1 kilometer itu bisa diperbaiki dalam wakti dekat. "Kami hanya mengharap agar jalan itu bisa segera diperbaiki. Sebab, selama ini kami kesulitan mengangkut hasil bumi. Untuk beraktivitas keluar desa saja kami sulit," kata dia.

Sumber : https://goo.gl/U7RDi6

Buruh Tambak Udang Ditemukan Tewas, Diduga karena Kecelakaan Kerja

Warga membawa jenazah Daus (37), penjaga tambak udang yang ditemukan dalam kondisi leher nyaris putus di lokasi tempatnya bekerja di paret 7 Desa Be4undung,  Ketapang,  Lamsel, Minggu (24/9/2017) sore. Lampost.co/Istimewa

KALIANDA (Lampost.co) -- Daus (37), penjaga tambak udang, ditemukan tewas dengan leher nyaris putus di lokasi tempatnya bekerja di Paret 7 Desa Berundung,  kecamatan Ketapang,  Lampung Selatan,  Minggu (24/9/2017), sekitar pukul 16.30.

Korban warga Dusun Trenggalek, Desa Sumberagung,  Kecamatan Sragi itu yang menjaga tambak udang seluas 1 hektare milik H. Mashafidul Wahyi, warga Kalianda,  tewas diduga tergulung kopel mesin kincir air ala bagongan yang ada di lokasi tambak udang tempat korban bekerja selama ini.

“Kami duga leher korban yang nyaris putus itu disebabkankan masuk gulungan kopel mesin kincir air,” kata Abeng Surya (38), warga setempat kepada Lampost.co, Minggu (24/9/2017) malam.

Hal senada dibenarkan Kapospol Kecamatan Ketapang Bripka Nurkholis. Menurut dia,  korban tewas dengan leher nyaris putus murni kecelakaan kerja. “Saat ini jenazah korban telah diserahkan  kepada keluarga.”

Sumber : https://goo.gl/ReZkmp

Yustin dan Nunik Harmonis di Pengajian Muslimat NU

Ketua TP PKK Lampung Yustin Ridho Ficardo, Bupati Lamtim Chusnunia Chalim, Wakil Bupati Zaiful Bokhari, ketua PC Muslimat NU Lamtim menghadiri pengajian rutin bulanan Muslimat NU Kecamatan Pekalongan. Minggu (24/9/2017). Dok. Humas Pemprov


SUKADANA (Lampost.co) -- Ketua TP PKK Provinsi Lampung Yustin Ridho Ficardo yang juga Pembina Pengajian Ar-Ridho Lampung menghadiri pengajian rutin bulanan sekaligus menyambut Tahun Baru 1 Muharam 1439H Muslimat NU Kecamatan Pekalongan, di Desa Adirejo, Pekalongan Lampung Timur, Minggu (24/9/2017).

Pengajian rutin bulanan ini dihadiri pula Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, Wakil Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari, camat Pekalongan, ketua PC Muslimat NU Lampung Timur, dan ketua PAC Muslimat NU Pekalongan serta 2.000-an jemaah Muslimat NU Pekalongan Lampung Timur.

Dalam pengajian tersebut Yustin Ridho Ficardo memberikan tali asih kepada 50 anak yatim piatu dan 50 orang tua jompo tidak mampu. Melalui sambutannya, Yustin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pengurus Muslimat dan jemaah yang rutin mengadakan kegiatan pengajian sebagai bentuk pembinaan rohani.

Dalam rilis yang diterima Lampost.co, selain menyampaikan salam hangat dari Gubernur M Ridho Ficardo kepada jemaah, Yustin Ficardo juga memohon dukungan kepada warga nahdliyin, khususnya jemaah Muslimat NU agar pembangunan yang dilaksanakan Gubernur Ridho Ficardo dapat berjalan lancar dan terus berlanjut.

Yustin memaparkan banyak program di bawah kepemimpinan Ridho Ficardo yang terkait dengan tradisi warga nahdliyin, misalnya Program Rohani Ziarah Makam Wali Songo. Hal tersebut karena Ridho Ficardo sendiri lahir dari keluarga yang kental dengan tradisi santri, yaitu dari ayahanda yang berasal dari Tulung Agung, Jawa Timur.

Dalam acara ini, Yustin Ficardo memilih dan mengajukan tiga orang lanjut usia dan satu orang pemimpin pondok pesantren untuk mengikuti program umrah yang sudah menjadi program Pemerintah Provinsi Lampung.

Segenap jemaah menyambut meriah kehadiran Yustin Ridho Ficardo yang terkenal keramahanannya. Di tengah-tengah pengajian banyak jemaah meminta foto bersama denganYustin.

Sumber : https://goo.gl/Pn6yjF

Petugas Gerebek Salah Satu Rumah Mustafa

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Petugas dari Satuan Brimbob Polda Lampung bersama Tim Gegana dan Unit Reskrim Polresta Bandar Lampung kembali mendatangi salah satu rumah Mustafa Zailani pascaledakan yang terjadi di Jalan Bung Tomo, Kelurahan Gedung Air Kecamatan Tanjungkarang Barat.

Rumah Mustafa yang berada di Jalan Ikan Sepat, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan dekat restoran Kakap Jumbo didatangi petugas.

Pemantauan Lampost.co, petugas memasuki gang di lokasi rumah Mustafa tersebut. Belum diketahui benda maupun orang yang diamankan petugas.

Vero (28), warga sekitar yang juga rumahnya masih satu gang dengan rumah Mustafa mengatakan awalnya dirinya hendak memarkir kendaraan di Restoran Kakap Jumbo, namun ia kaget ketika melihat segerombolan petugas berpakain preman mencari Mustafa.

"Jadi saya kira nyari bandar narkoba," ujar tukang parkir itu kepada awak media.
Selang waktu kemudian Tim Gegan pun turun ke lapangan, disertai anggota Brimob dan lain-lain. "Tim Gegana masuk rumah Mustafa untuk menggeledah, saya enggak tahu apa yang dibawa, saya dengerya sih gerebekan terorist, tapi enggak tahu juga," katanya.

Vero menerangkan sehar-hari Mustafa kebanyakan dihabiskan di rumah ibadah. Ia juga belum mengetahui apakah memang Mustafa terlibat pada tindak pidana atau jaringan tertentu.
"Kadang jadi imam di masjid, pokoknya dia pengurus, dia sekitar lima tahun lebih jadi warga situ," ungkapnya.

Sementara itu, Wakapolda Lampung Komisaris Besar Agnesta Romano mengatakan petugas telah mengamankan empat orang yang dinyatakan sebagai saksi, yakn Mustafa Zailani, dan tiga orang lainnya yang berinisial A diduga sebagai anaknya, dua kedua istrinya berinisial berinisal A dan Y.
"Jadi sementara kita amankan empat orang, si MZ, satu anaknya dan dua istrinya," ujarnya kepada awak media di Mapolresta Bandar Lampung, Minggu (24/9/2017).

Agnesta juga belum bisa memastikan apakah ledakan tersebut ada kaitannya dengan bahan peledak dan jaringan teroris. Informasi yang dihimpun Lampost.co, petugas telah mengamankan barang bukti seperti sulfur, urea, potasium dan bahan-bahan kimia lainnya, namun Wakapolda membantah hal tersebut.

"Saya belum bisa sebutkan secara rinci, apakah itu peledak atau bukan, kita masih dalami apa yang menyebabkan ledakan, dan bahan-bahan yang diamankan petugas," katanya.

Sumber : https://goo.gl/b9A8xD

Tingkatkan Keamanan Pangan, Pemprov Lampung Wajibkan Registrasi Beras

BANDAR LAMPUNG  (Lampost.co) -- Mulai 1 September 2017, Pemerintah Provinsi Lampung mewajibkan produsen beras dalam kemasan meregistrasi produk. Registrasi pangan segar asal tumbuhan (PSAT) itu merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian No. 31/Permentan/PP.130/8/2017 tentang Kelas Mutu Beras. Kemudian, merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan No. 57/M-Dag/Per/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertingi (HET) Beras.

Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengatakan kewajiban itu merupakan upaya meningkatkan keamanan pangan segar untuk memberi rasa aman bagi konsumen, baik dari sisi produk maupun harga. "Nantinya, semua beras yang beredar dalam kemasan harus memenuhi syarat itu. Ada label pangan dan HET," kata Ridho, Sabtu (23/9/2017).

Sebagai sentra pangan nasional, kata Gubernur, Lampung harus jadi pelopor keamanan pangan, terutama beras yang produksinya mencapai 4,4 juta ton pada 2017. "Sertifikasi ini akan meningkatkan daya saing produk asal Lampung. Jika semua beras dalam kemasan teregistrasi, tentunya akan mudah bersaing di pasar retail modern," ujar Gubernur.

Menurut data Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, sejak ketentuan itu berlaku, ada empat produsen yang mengantongi registrasi PSAT. Jumlah itu masih tergolong kecil, karena jumlah penggilingan padi besar di Lampung tercatat 72 dan 476 penggilingan padi menengah. Gubernur meminta para pengusaha beras dalam kemasan segera meregistrasi produknya agar bebas dipasarkan baik di retail modern dan tradisional.

Gubernur mengingatkan keamanan pangan merupakan salah satu kesepakatan pemerintah dalam memberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Semua produk asal Indonesia yang akan masuk ke pasar ASEAN wajib memenuhi standar bebas bahan berbahaya seperti formalin, boraks, residu pestisida, logam berat, dan hormon di atas batas ketetapan. "Sebagai sentra beras nasional, saya berharap registrasi ini dipatuhi," ujar Gubernur.

Sertifikasi dan registrasi pangan segar di Provinsi Lampung, menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kusnardi, masih bersifat sukarela. Itu sebabnya, jumlah yang teregistrasi masih jauh dari potensi. "Umumnya, pangan segar yang diregistrasi itu karena masuk pasar modern," kata Kusnardi.
Hingga 2017, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung melalui Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) menerbitkan sertifikasi pangan Prima 3 untuk 14 komoditas pangan yakni pisang untuk 20 pelaku usaha. Kemudian manggis (52 pelaku usaha), nanas (19), buah naga (17), salak (32), jeruk (64), pepaya california (3), kencur (30), cabai (5), sayuran (10), jambu kristal (1), melon (7), dan pala (1).

Sertifikat Prima 3, menurut Kusnardi, diberikan kepada petani dan kelompok tani yang memenuhi persyaratan sistem jaminan mutu dan aspek keamanan pangan. "Biasanya pangan segar yang meraih Prima 3 ini ada label di produknya," kata dia.

Produk pangan Prima 3 banyak masuk retail modern baik di Lampung maupun luar Lampung. Menurut Kusnardi, retail modern memang mewajibkan produk pangan segar bersertifikat Prima 3. "Banyak keuntungan yang didapat petani jika produknya bersertifikat Prima 3. Selain jaminan keamanan pangan, juga harganya lebih tinggi," ujarnya.

Sumber : https://goo.gl/x9sWtt

Minggu, 24 September 2017

Ledakan dari Rumah Warga di Dekat Polsek Tanjungkarang Barat, Belum Jelas Asalnya

Kondisi lokasi rumah yang meledak, petugas dari jajaran Polda Lampung, maupun Polresta Bandar Lampung berjaga di lokasi kejadian, Minggu (24/9/2017). (Foto:Lampost/Asrul)

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co)--Suara ledakan terdengar dari rumah Aulia Suryani (43), warga di Jalan Bung Tomo, Kelurahan GedungaAir, Kecamatan Tanjung Karang Barat, persis berjarak 10 meter dari Polsek Tanjungkarang Barat, Minggu (24/9/2017).

Pemantauan Lampost.co, puluhan personel Polresta juga Polda Lampung berada di lokasi kejadian yang kini telah dipasang garis polisi, terlihat satuan Brimob Polda Lampung, lengkap dengam kendaraan barakuda, serta tim gegana berada di lokasi kejadian.

Masyarakat sekitar maupun awak media, belum bisa mendapatkan informasi, dan petugas masih memeriksa lokasi kejadian. Belum diketahui apakah ledakan tersebut akibat tabung gas, atau bahan peledak.

Saksi mata, Eka (45) warga sekitar mengatakan kejadian berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB.  Ia kaget saat mendengar ledakan tersebut, ketika sedang bersama bayinya. Usai mendengar sura ledakan ia keluar dan mencaritakan sember ledakan, tidak tampak adanya adanya api yang keluar dari rumah para warga. Warga sekitar langsung berusaha mendobrak rumah tersebut.

"Udahnya terlihat ada asap keluar dari dalam rumah umi Aulia, "Ucapnya.
Sementata  didalam rumah hanya ada Umi Auli dan anaknya  Ahwan Siqhobatala (21). Aulia sendiri kini telah dibawa ke RSUDAM, untuk mendapat perawatan, dan dirinya belum bisa dimintai keterangan.

Sumber : https://goo.gl/x3tZKj

Ledakan di Rumah Warga di Gedongair Berasal dari Tabung Gas

Kapolsek Tanjungkarang Barat, Komisaris Harpan di lokasi Ledakan yang ditutup terpal biru. Ledakan berasal dari tabung gas. (Foto:Lampost/Asrul SM)

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co)--Kapolsek Tanjungkarang Barat Komisaris Harpan menyebut ledakan yang terjadi di rumah  Ustad Mustafa Jailani, di jalan  Bung Tomo nomor 3, Kelurahan Gedungair, Kecamata Tanjungkiarang Barat, sementata bersumber dari ledakan tabung gas.

Ia menceritakan kejadian bermula pada Minggu  (24/9/2017) pagi sekira pukul 9.35 wib. Lantas petugas langsung mendatangi lokasi kejadian yang berjarak hanya 10 meter dari Mapolsek Tanjungkarang Barat.

 Harpan mengatakan anaknya bernama Akhwan sempat menghalangi petugas ketika hendak mengevakuasi korban, yang tak lain ibunya sendiri bernama Aulia Suryani (43). Aulia sendiri mengalami luka bakar dibagian dada dan lengan sebelah kiri.

"Jadi kejadiannya sekitar pukul 09.35, dugaan sementara ledakan tabung gas, pas kami mau evakuasi, anaknya sempat menghalangi petugas," ujarnya.

Harpan menambahkan saat ini Mustafa tengah dibawa ke Mapolresta Bandar Lampung untuk dimintai keterangan, seputar kejadian tersebut.

"Sementara kita jadikan saksi, masih diperiksa di Mapolresta, hasilnya tunggu laboratorium forensik," katanya.
Mustafa Jailani  tinggal dirumah yang agak luas, kemudian rumah yang diketahui milik kakaknya tersebut dikontrakan kepada Ibu Nurbaiti, yang beprofesi sebagai penjahit.

Kendati ledakan tersebut diduga berasal dari tabung gas, justru hal aneh terjadi di lokasi. TKP sendiri kini telah diberi police line, dan ditutup terpal biru setinggi dua meter, awak media agak kesulitan untuk melihat ataupun masuk ke lokasi.

Sementara Ibu Yeni (45) warga sekitar mengatakan ledakan tersebut ia ketahui sekitar pukul 10.00. Ia belum tahu pasti ledakan tersebut sumbernya dari mana.
"Katanya sih tabung gas, tetapi masa enggak ada baunya," katanya.

Yeni juga menjelaskan ketika warga hendak menolong korban, anaknya bernama Akhwan sempat menghadang dan melarang warga, namun belum diketahui motif pasti dari penghadangan tersebut.
"Jadi kata anakanya, jangan masuk, soalnya ibunya belum pakai kerudung, jadi warga juga masuk lewat jendela," ungkapnya.

Mustafa sendiri dengan istri dan anaknya menurut Yeni termasuk keluarga yang tertutup dengan warga sekitar. Selain jarang berinteraksi, istrinya juga memakai cadar, sehingga warga tidak mengetahui secara persis wajah dari Aulia Suryani.

Sumber : https://goo.gl/Gr41dP